Instalasi SHMS di Jembatan Barelang di Batam

‎‎

BATAM saat ini memiliki enam jembatan yang disebut Jembatan Barelang (Batam, Rempang, dan Galang) yang menghubungkan Pulau Batam-Pulau Tonton-Pulau Nipah-Pulau Setokok-Pulau Rempang-Pulau Galang dan Pulau Galang Baru.

Biaya pembangunan Jembatan Barelang senilai Rp 278 miliar. Jembatan I Rp 88,1 miliar, jembatan II Rp 56 miliar, jembatan III Rp 22,1 miliar, jembatan IV Rp 43,2 miliar, jembatan V Rp 52,6 miliar, dan jembatan VI Rp 16 miliar.

Jembatan dengan tinggi pylon 119,744 meter (elevasi 123,744), menurut Direktur Bidang Teknik Badan Pengelolaan Kawasan Batam telah diuji kekuatannya untuk menghindari kekencangan angin dua juta cycle selama tiga bulan.

Dari aspek desain, jembatan tersebut dibangun menggunakan teknologi yang akurat. Jembatan juga mampu menahan beban hidup, seperti pergerakan kendaraan bermotor di atasnya. Dirancang untuk mampu dilewati kendaraan dengan tekanan gandar seberat 20 ton. Adapun kebanyakan kendaraan memiliki 2 hingga 3 gandar sehingga tidak menimbulkan ancaman karena masih ada live load 10 persen.

Beban mati (dead load) yang merupakan beban paling berat pada Jembatan I Balerang pun sudah diperhitungkan mampu ditahan. Beban mati adalah badan jembatan jenis cable stayed dengan panjang total 642 meter, panjang bentang utama 350 meter, dan ruang bebas vertikal 38 meter.

Jembatan I Barelang dengan tinggi pylon 119,744 meter (elevasi 123,744), telah diuji kekuatannya untuk menghindari kekencangan angin 2 juta cycle selama tiga bulan. Itu sebabnya, ditinjau dari segi teknis, jembatan yang merupakan ikon Batam itu mampu bertahan lama.

Meski diterpa angin kencang, pengaruh tarikannya terhadap cable stayed hanya 68 persen sehingga masih terdapat space 32 persen.

Saat ini jembatan yang aslinya bernama R. H. Fisabilillah telah berusia lebih dari 20 tahun. Meskipun dirancang untuk mampu bertahan selama ratusan tahun, namun Kementerian PUPR memutuskan untuk melakukan pemantauan secara periodik dan permanen dengan menggunakan APBN dengan Tahun Anggaran 2018.

PT Luwes Inovasi Mandiri, berperan serta dalam membangun sistem Pemantauan Kesehatan Struktur Jembatan. Pada Sabtu 22 Desember lalu tim kerja instalasi Struktural Health Monitoring System (SHMS) PT Luwes bekerjasama dengan Tim Kementerian PUPR telah malaksanakan pemasangan serangkaian sistem pemantau yang di beberapa titik lokasi pada struktur bangunan jembatan tersebut.

Dengan sistem pemantauan kesehatan struktur jembatan ini diharapkan dapat dengan mudah memonitor kondisi Jembatan I Barelang secara realtime setiap detik sepanjang tahun.

Structural Health Monitoring System (SHMS)merupakan teknologi yang saat ini telah berkembang pesat untuk memantau kondisi kesehatan struktur jembatan secara non-distructive. SHMS ini dapat dibangun dengan transmisi data secara real time, baik berbasis desktop atau web online.

Pemasangan perangkat sensor SHMS Jembatan I Barelang berlangsung hingga 30 Desember 2018. PT Luwes Inovasi Mandiri yang berkedudukan di Depok Jawa Barat telah menyampaikan laporan pelaksanaan instalasi sistem tersebut pada minggu pertama bulan Januari 2019.

Dalam laporan tercatat beberapa perangkat terpasang yakni accelerometer, tiltmeter, straingauge, LVDT sensor, anemometer, mini prisma reflector dan beberapa panel yang berfungsi sebagai penghubung sumber daya dan gateway.

erw/lws-i/2019