Instalasi Realtime Monitoring di Stasiun MRT Jakarta
Projek di Stasiun MRT Jakarta tersebut secara teknis berjalan sejak bulan Desember 2019 dengan pengadaan material dan melaksanakan pembaruan data logger pada tunnel stasiun dan instalasi kabel fiber optik sepanjang 4.160 meter, dari panel data logger menuju ke ruang server yang berada di dalam Signal Telecomunication Electrical Room (STER) di Stasiun Setiabudi.
Projek ini dilaksanakan dalam rangka membangun integrasi dan local test pada setiap data logger, melakukan instalasi server di STER Stasiun Setiabudi dan testing integrasi dari datalogger dan server terpasang.
Konstruksi pada sebagian jalur MRT Jakarta merupakan struktur layang (elevated) sepanjang 10 km; dari wilayah Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja. Dari rute tersebut, terdapat tujuh Stasiun Layang, yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja.
Di wilayah lain terdapat konstruksi MRT Jakarta bawah tanah (underground) sepanjang 6 km, yang terdiri dari terowongan MRT bawah tanah dan enam stasiun MRT bawah tanah. Jalur terowongan bawah tanah tersebut adalah Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran Hotel Indonesia.
Depo kereta api dibangun di area Lebak Bulus, berdekatan dengan stasiun awal/akhir Lebak Bulus. Seluruh stasiun penumpang dan lintasan dibangun dengan struktur layang yang berada di atas permukaan tanah, sementara Depo kereta api dibangun di permukaan tanah (on ground).
Dengan dibangunnya instalasi logger dan server oleh PT Luwes Inovasi Mandiri di kedua jalur Stasiun MRT Setiabudi dan Stasiun Dukuh Atas diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi PT MRT Jakarta memantau secara realtime kondisi struktur terowongan jalur tersebut. (erw)